Anjuran Membaca Al-Qur’ān dengan Tartīl
Fatkha Apri Cahyanti, S. Ag.
Tim Redaksi Nur Hidayah Press
Gambar 1.1 Membaca Al-Qur'an dengan Tartil. Sember: https://images.app.goo.gl/yMHUHAxTVsmqgsrr6
Kewajiban membaca Al-Qur’ān merupakan langkah awal untuk menuju kewajiban yang lain yakni mentadabburi, mengamalkan, dan mengajarkan Al-Qur’ān. Siapa sangka dengan membaca Al-Qur’ān, dapat mendatangkan banyak manfaat, salah satunya tentu bernilai pahala yang berlipat ganda. Hal ini telah disebutkan dalam ḥadiṡ yang diriwayatkan oleh Imam Tirmiżī.
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللّٰهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا˛ لَا أَقُوْلُ الۤمّۤ حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
Artinya: “Ibnu Mas’ūd raḍiyallāhu ‘anhu berkata, Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lām mīm itu satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, lām itu satu huruf, dan mīm itu satu huruf.” (H.R. Tirmiżī, No. 2910).
Membaca Al-Qur’ān sendiri sebaiknya dilakukan dengan penuh khidmat serta penghormatan agar makna yang terkandung di dalam Al-Qur’ān dapat diresapi dan direnungkan. Hal tersebut dapat tercapai apabila membaca Al-Qur’ān dilakukan secara tartīl. Lalu apa yang dimaksud dengan tartīl?
Tartīl di dalam kamus Al-Ma’ani (رَتَّلَ – يُرَتِّلُ) yang berarti membaca atau melagukan Al-Qur’ān dengan pelan dan jelas. Imam aṭ-Ṭabāri dalam menjelaskan makna tartīl, “Allah Swt. mengatakan ‘Perjelaslah jika engkau membaca Al-Qur’ān dan bacalah dengan tarassul (pelan dan hati-hati)’.” Sedangkan Imam Ibnu ‘Asyūr, membaca dengan tartīl ialah dengan mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’ān dengan pelan-pelan dan hati-hati, jelas makhrajnya serta menunaikan setiap hak huruf beserta harakatnya.
Adapun yang dimaksud dengan hak huruf ialah,
صفاته اللزمة التيي لا تنفك عنه بحل كالجهر والشدة والاستعلاء والاطباق و غيرها
Artinya, “Sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti al-jahr, as-syiddah, isti’lā’, iṭbāq, dan sebagainya.”
Dari beberapa pengertian di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa membaca Al-Qur’ān dengan tartīl ialah membaca dengan perlahan, tidak tergesa-gesa serta memperhatikan tajwid dan makhraj hurufnya. Membaca Al-Qur’ān dengan tartīl sangat dianjurkan dalam syari’at Islam, sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Muzammil ayat 4,
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ {٤}
Artinya, “Atau lebih dari (seperdua) itu. Bacalah Al-Qur’ān itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S. Muzammil: 4)
Dalam ḥadiṡ juga dijelaskan,
عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ أَنَّهُ سَأَلَ أُمَّ سَلَمَةَ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هِيَ تَنْعَتُ قِرَاءَةً مُفَسَّرَةً حَرْفًا حَرْفًا
Artinya, “Ya`la bin Mamlak bertanya kepada Ummu Salamah tentang cara Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Qur’ān. Lalu, Ummu Salamah menjelaskan bahwa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Qur’ān dengan jelas, huruf demi huruf.” (H.R. Abu Daud II/154, No. 1466, at-Tirmiżī, No. 2923, dan an-Nasā’i II/181).
Keterangan di atas menunjukkan bahwa membaca Al-Qur’ān dengan tartīl sangat dianjurkan. Para ulama juga melarang membaca Al-Qur’ān secara cepat terlebih tanpa memperhatikan tajwid. Membaca Al-Qur’ān dengan cepat disebut dengan haż yakni membaca Al-Qur’ān dengan cepat dan sering berhenti (waqaf). Berikut merupakan kiat-kiat agar kita bisa membaca Al-Qur’ān dengan tartil.
- Mempelajari dan memahami hukum tajwid
- Membaca setiap huruf dengan makhraj (tempat keluarnya huruf hijaiyah) yang benar
- Membaca Al-Qur’ān dengan penghayatan
- Memperjelas suara serta memperindah bacaan Al-Qur’ān
Implementasi membaca Al-Qur’ān dengan tartīl dapat diwujudkan dengan memperhatikan hal-hal di atas. Tujuan Allah Swt. memerintahkan umat Islam untuk membaca Al-Qur’ān dengan tartīl adalah untuk menjaga keaslian Al-Qur’ān. Membaca Al-Qur’ān dengan tartīl dapat memberi dampak bagi pembacanya yaitu dapat memperkuat hafalan serta memahami dan merenungkan makna kandungan Al-Qur’ān. Dengan demikian umat Islam dapat merealisasikan kandungan Al-Qur’ān dalam kehidupan.
Daftar Pustaka:
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Imam. 1426. At-Tibyanu fi Adabi Hamalatil Qur’ani. Maktabah Ibnu Abbas.
https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/رتل/ diakses pada 30 April 2024 pukul 09:49 WIB.
https://rumaysho.com/35959-satu-huruf-yang-dibaca-dari-al-quran-dibalas-sepuluh-kebaikan.html diakses pada 30 April 2024 pukul 09:52 WIB.
Ashari, Suhartini. 2023. Makna Tartil dalam al-Qur’an Surah al-Muzammil ayat 4 dan Implementasinya. Tahdzib al Akhlak Vol. 6 No. 1.