Apakah Bermain Hanya Menghabiskan Waktu Anak?

Nabila Nur Fauziyah, S.Pd.
Tim Redaksi Nur Hidayah Press

Gambar 1.1 Jangan Sepelekan Typo. Sember: ruangguru_
Orang tua selalu ingin memberikan bekal terbaik untuk masa depan anak-anaknya. Bahkan banyak orang tua berambisi menyekolahkan anak sedini mungkin dan mendaftarkan mereka di berbagai kegiatan atletik, seperti berenang, balet, sepak bola, basket, serta kegiatan sejenis. Sebagian orang beranggapan bermain bagi anak adalah kegiatan selingan setelah belajar. Ada juga sebagian orang tua merasa bersalah memberikan waktu bermain kepada anak. Mereka beranggapan bermain tidak memberikan manfaat apa pun untuk masa depan anak-anaknya. Benarkah seperti itu?
Menurut buku The Danish Way Parenting, bermain bebas mengajari anak-anak menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah cemas. Orang Denmark menanamkan anjuran bermain sejak dini sebab setelah dewasa mereka lebih mudah bounce back. Apa itu bounce back? Kemampuan untuk bangkit pascakejatuhan, kegagalan, atau hal tidak menyenangkan lainnya. Bermain sesuai porsi usianya dapat menghalau depresi dan kecemasan di masa depan.
Ayo matikan televisi dan gadget! Bermain peran, berayun di dahan pohon, petak umpet, membuat mobil-mobilan dari kardus atau kulit jeruk bali, bermain perang-perangan jauh lebih menyenangkan. Jangan lupa menjaga anak dari benda tajam dan berbahaya. Selamat bersenang-senang!
Barnett, Lynn A. 1990. Developmental Benefits of Play for Children. Journal of Leisure Research, 22:2, 13.
Alexander, J.J & Sandahl, I. D. 2016. The Danish Way Parenting. (Ade Kumalasari & Yusa Tripedi. Terjemahan). Yogyakarta: Bentang Pustaka.