Azzahra Nurhidayati Ni'mah, S.Pd.
Tim Redaksi Nur Hidayah Press
Bahasa adalah Jati Diri Bangsa
Gambar 1.1 Bahasa Jati Diri Bangsa. Sumber: https://images.app.goo.gl/Co2LaajDHPirJvg59
“Bahasa menunjukkan bangsa.”
Kalimat di atas adalah peribahasa terkenal dari Melayu yang menggambarkan sebuah identitas. Pemilihan diksi serta intonasi tutur kata dapat menunjukkan latar belakang kehidupan seseorang. Prof. Dr. Kaelan, M.S. menuliskan dalam bukunya yang berjudul Filsafat Bahasa bahwa bahasa pada hakikatnya merupakan suatu sistem simbol. Bahasa bukan hanya bunyi-bunyi yang dihasilkan dari pengalaman, tetapi juga menjadi sistem simbol yang memiliki makna, menjadi alat komunikasi manusia, sarana penuangan emosi dan pikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, bahasa dapat menunjukkan identitas diri seseorang. Eric Fromm (dalam Afra, 2011) mejelaskan, identitas diri dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dari identitas sosial seseorang dalam konteks komunitasnya.
Kita sebagai bangsa Indonesia juga memiliki bahasa sebagai identitas, yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu sebagai anugerah tak ternilai dari Allah Swt.. Para pemuda telah berjuang melalui kongres Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sehingga tercetus bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Bahasa Indonesia telah menyatukan rakyat dari 17.000 pulau, 350 kelompok suku, dan 750 bahasa daerah. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat integrasi sosial dan alat adaptasi sosial yang menyatukan keragaman bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Indonesia dapat menjadi jembatan komunikasi antarsuku dari berbagai daerah di Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi sarana implementasi Bhinneka Tunggal Ika. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah wujud kecintaan terhadap bangsa Indonesia.
Setiap warga negara memiliki tugas dan tanggung jawab untuk selalu menjaga kelestarian bahasa Indonesia agar tidak menjadi bahasa asing di dalam bangsa sendiri. Keberadaannya harus selalu dipelihara, perkembangannya harus selalu dicermati, serta penyerapan kosakata dan struktur dari bahasa asing harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya-upaya tersebut membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, yaitu lembaga bahasa, para ahli bahasa, para pencinta bahasa, serta masyarakat itu sendiri.
Generasi muda memiliki peran penting dalam upaya melestarikan dan menunjukkan eksistensi bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan media sosial yang saat ini mudah diakses oleh berbagai kalangan. Kita dapat membagikan pengetahuan seputar bahasa Indonesia, mulai dari hal-hal sederhana hingga kompleks. Misalnya, saat ini makin banyak kosakata baru yang dibakukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), termasuk salah satunya kosakata yang dahulu merupakan bahasa slang atau bahasa gaul. Hal tersebut tentu menambah kekayaan ragam bahasa Indonesia. Kita juga patut berbangga akan eksistensi bahasa persatuan ini dengan menggunakannya pada forum-forum resmi.
Prof. Dr. Dadang Sunendar yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2015– 2020, mengungkapkan bawa terdapat beberapa tujuan mengutamakan bahasa Indonesia di ruang publik, yaitu (1) memasyaratkan pemakaian bahasa Indonesia, (2) menanamkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia, (3) meningkatkan kesadaran bahwa bahasa Indonesia adalah lambing jati diri bangsa, (4) pemahaman akan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (5) sebagai bentuk dokumentasi pemakain bahasa di runag publik di wilayah, (6) evaluasi dan pembinaan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang public, dan (7) memartabatkanbahasa Indonesia dengan cara menggunakannya di ruang publik (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016).
Itulah mengapa kita patut berbangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki bahasa pemersatu dari keragaman bahasa daerah, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa adalah jati diri bangsa. Kita sebagai bangsa harus mencintai dan menunjukkan eksistensi bahasa itu sendiri.
Sumber:
Puspitasari, A. (2017). Menumbuhkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pendidikan dan pengajaran. Tamaddun, 16(2), 81-87.
Anto, P., Hilaliyah, H., & Akbar, T. (2019). Pengutamaan Bahasa Indonesia: Suatu Langkah Aplikatif. El Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 2(1), 17-24.
Afra. 2011. “Pisuhan Menunjukkan Bangsa (Bahasa)”. https://www.balairungpress.com/2011/08/pisuhan-menunjukkan-bangsa-bahasa/. Diakses pada 29 Desember pukul 07.30.
Adryamarthanino dan Ningsih. 2022. “Sejarah Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Persatuan”. https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/01/130000879/sejarah-bahasa-indonesia-menjadi-bahasa-persatuan?page=all. Diakses pada 28 Desember pukul 14.32.