Heri Setiawan, S.S.
Tim Redaksi Nur Hidayah Press
Implementasi Tembang “Sluku-Sluku Bathok” untuk Pembelajaran dan Meningkatkan Akhlak Anak
Gambar 1.1 Anak-anak bermain. Sumber: merahputih.com
Tembang adalah lirik/sajak yang mempunyai irama nada, dalam bahasa Indonesia biasa disebut lagu. Kata tembang sendiri berasal dari bahasa Jawa. Tembang memiliki nilai-nilai pendidikan dan simbol-simbol kehidupan diambil pembelajarannya. Tembang merupakan salah satu wujud dari penyebaran dakwah Wali Sanga di tanah Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa lebih menangkap Islam dengan cara yang di sebabkan oleh kultur budaya, bukan ribuan dalil yang berupaya menyalahkan orang lain.
Gambar 1.2 Sunan Kalijaga. Sumber: Gramedia.com
Salah satu tembang yang bisa di jadikan acuan dalam menambah wawasan akan akhlak anak adalah “Sluku-Sluku Bathok” yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Tembang “Sluku-Sluku Bathok” merupakan tembang yang penuh dengan kesederhanaan. Kesederhanaan akidah Islam merupakan faktor utama keberhasilan dakwah. Selain itu tembang “Sluku-Sluku Bathok” juga digunakan untuk menunjukkan ajaran Islam dan pendidikan yang menyenangkan. Sehingga membuat anak mudah mengingat dan menerima tembang dan permainan yang memiliki pesan dan makna mengenai ajaran Islam.
Tembang “Sluku-Sluku Bathok” berisi tentang ajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan akhlak anak dari liriknya yang memiliki maknanya seperti berikut ini.
- Sluku-sluku bathok/usluku suluka bathnaka
Artinya hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Istirahatlah untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi yang seimbang. Bathok atau kepala kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuanya. Selain itu ada yang mengartikan menjadi ghuslu ghuslu bathnaka yang artinya sucikanlah batinmu.
- Bathoke ela-elo/bathnaka la ilaha illallahu
Artinya dengan cara berdzikir mengingat Allah agar hati menjadi tentram.
- Si Rama menyang Solo/siiruu ma’aa sholla
Artinya siram/mandilah, bersucilah menuju Solo (ṣalāt), dan dirikanlah ṣalāt. Ingatlah bahwa ṣalāt adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkan ṣalāt, maka dia juga membangun hubungan yang baik dengan Allah Swt..
- Oleh-olehe payung mutho/Allahu faizun ‘ala man taaba
Artinya maka kita akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah Swt..
- Mak jenthit lolo lo bah/ittakhidzillaha Robba
Artinya kematian itu datangnya tiba-tiba dan tidak ada yang tahu. Tidak dapat diprediksi dan tidak juga dikira-kira. Tidak bisa dimajukan dan tidak bisa pula dimundurkan. Tidak seorang pun di dunia ini tahu kapan dirinya akan mati, di mana akan dijemput, dan bagaimana caranya meninggal dunia. Husnul khatimah ataukah su’ul khatimah, itu semua tergantung tingkah laku dan perbuatan semasa hidup di dunia.
- Wong mati ora obah/man maata roaa dzunuubah.
Artinya saat kematian datang, semua sudah terlambat. Kesempatan beramal hilang. Ingatlah saat ajal menjemput, semua hal di dunia harus ditinggalkan. Harta benda berlimpah tidak dibawa serta, derajat pangkat tinggi menjulang juga harus ditinggalkan. Semua hubungan dengan dunia terputus kecuali 3 (tiga) hal, yaitu amal jariyah selama hidup, ilmu yang bermanfaat, dan doa dari anak-anaknya yang ṣāliḥ dan ṣāliḥaḥ.
- Yen obah medeni bocah/dzunuuba dainin yaghillu yadah
Artinya banyak jiwa yang rindu untuk kembali hidup di alam dunia. Maka pada Allah ingin minta dihidupkan kembali. Tetapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka bentuknya pasti menakutkan dan mudhorotnya lebih besar.
- Yen urip goleka dhuwit/rottibil kolbi bil qoulututs tsabit
Artinya kesempatan untuk beramal saleh hanya ada di saat sekarang yaitu saat masih hidup (selagi mampu dan ada waktu). Bukan dinanti (ketidakmampuan dan hilangnya kesempatan). Tempat beramal hanya di sini (dunia), bukan di sana (akherat). Di sana bukan tempat beramal (bercocok tanam) tetapi tempat memetik hasilnya (panen raya). Di akhirat adalah tempat manusia memetik hasil apa yang telah diperbuat selama hidup di dunia.
Sehingga dengan mengetahui tembang “Sluku-Sluku Bathok” dan makna yang terkandung di dalamnya, dapat membuat anak menjadi lebih meningkatkan akhlak yang baik dalam menjalani kehidupannya.
Referensi:
Kissparry. 2018. “Tembang Jawa Sluku Sluku Bathok dan Maknanya”. https://kissparry.com/2018/04/07/tembang-jawa-sluku-sluku-bathok-dan-maknanya/. Diakses pada 18 September 2023 pukul 14.20 WIB.
Sutiono. 2010. Pribumi Islam Melalui Seni-Budaya Jawa. Yogyakarta:Insan persada.
Sunyoto, Agus. 2011. Walisongo, Rekonstruksi Sejarah yang disingkirkan. Jakarta:Transpustaka.
Suprapti, Sri. 2022. “Makna Tembang Jawa ‘Sluku-Sluku Bathok’”. https://guruinovatif.id/@drasrisuprapti/makna-tembang-jawa-sluku-sluku-bathok. Diakses pada 18 September 2023 pukul 15.40 WIB.