Yukrimah Nur Rohhim, S.S.
Staff Redaksi Nur Hidayah Press
Membacalah untuk Memahami dan Menulislah untuk Berbagi
Gambar 1.1 Surah Al-Alaq, Sumber : //Unsplash/Adi Wahid
Sungguh Allah Swt. telah menganugerahkan kepada manusia berbagai kemampuan. Beberapa dari kemampuan yang dianugerahkan adalah kemampuan membaca. Maka Dia perintahkan manusia untuk membaca. Pada surah al-‘Alaq, Allah Swt. berfirman,
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ {١} الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ {٢} عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ {٣}
“Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. al-‘Alaq: 1-3)
Allah Swt. juga memberi kemampuan kepada manusia untuk menulis. Dalam surah al-Qalam ayat 1, Allah Swt. berfirman,
{١} نۤ ۚوَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَۙ
“Nūn. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan,”
Allah Swt. bersumpah dalam ayat tersebut dengan وَالْقَلَمِ (“Demi pena”). Umumnya, diketahui pena adalah alat untuk menulis. Maka jelas dalam surah al-Qalam terdapat makna bahwa selain membaca, Allah Swt. juga menganugerahkan kepada hamba-Nya kemampuan untuk menulis.
Apabila menilik dua surah yang Allah Swt. turunkan pertama kali, yakni surah al-‘Alaq dan al-Qalam tersebut, maka akan didapat makna tentang perintah untuk membaca dan menulis. Melalui dua surah tersebut, jelaslah membaca dan menulis telah diperintahkan oleh Allah Swt. bahkan sejak pertama kali firman-Nya turun.
Perintah membaca dan menulis tersebut apabila disadari, keduanya berhubungan dengan kegiatan literasi. Dengan membaca, manusia akan mendapat pengetahuan. Begitu juga dengan menulis, manusia dapat mengikat pengetahuan yang telah diperolehnya. Sebagaimana perkataan Imam Syafi’i,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ˛ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
“Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.”
Melalui kemampuan membaca dan menulis, manusia dapat mewariskan berbagai ilmu pengetahuan dan melahirkan berbagai tulisan. Termasuk para ulama yang telah banyak membuat karya-karya yang sampai saat ini dapat dibaca dan dipelajari oleh umat Islam. Dapat dibayangkan ilmu-ilmu pada masa dahulu kala dapat diwariskan sampai pada masa sekarang dengan adanya karya-karya ulama dan ilmuwan. Mereka mempunyai girah atau semangat untuk menuliskan ilmu-ilmu yang mereka miliki menjadi karya tulisan.
Salah satu bukti nyata adalah adanya Bait al-Hikmah. Sebuah tempat di mana ulama terdahulu banyak melakukan kegiatan seperti membaca, menulis, berdiskusi, hingga melahirkan karya-karya luar biasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Termasuk salah satunya adalah ilmu-ilmu agama.
Pada era teknologi yang serba maju seperti sekarang ini, penyebaran ilmu agama akan lebih mudah dan lebih luas. Dakwah melalui tulisan juga lebih mudah dilakukan lewat media-media yang telah tersedia. Tentu untuk dapat menjaga ilmu-ilmu yang ingin diwariskan kepada generasi selanjutnya tidak lain adalah dengan menulis. Tulisan-tulisan hasil karya yang nantinya dapat menjadi rujukan dan literatur-literatur Islam.
Berangkat dari firman Allah Swt. tentang membaca dan menulis, serta semangat para ulama dan cendekiawan terdahulu untuk menyalurkan ilmunya, maka inilah landasan bagi umat Islam pada masa sekarang untuk mengibarkan semangat menjaga kemajuan peradaban dengan terus berkarya. Mewariskan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kemajuan umat dengan karya tulisan.
Karya-karya yang terlahir kelak akan menjadi warisan yang bermanfaat sepanjang masa. Inilah bukti seorang hamba memanfaatkan anugerah Allah Swt. untuk melahirkan karya-karya terbaik bagi kemajuan peradaban. Maka, marilah bersama-sama mewujudkan perintah Allah Swt. dengan senantiasa memanfaatkan kemampuan membaca untuk memahami ilmu pengetahuan. Kemudian menggali kemampuan menulis untuk membuat tulisan bermanfaat untuk kegemilangan peradaban.