Yuni Serli Luddiana, S.Ak.
Tim Redaksi Nur Hidayah Press
Mendalami Permasalahan Pengangguran dalam Masyarakat
Gambar 1.1 Banyak pengangguran di Indonesia mencoba keberuntungan di job fair. Sember: https://pantura.tribunnews.com/
Tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, atau berupaya mendapatkan pekerjaan yang sesuai adalah definisi pengangguran. Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja atau pencari kerja dengan lapangan kerja yang ada umumnya menjadi penyebab utama pengangguran. Pengangguran merupakan masalah sosial yang timbul akibat kurangnya atau tidak adanya peluang pekerjaan. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja menciptakan kondisi pengangguran, di mana jumlah pencari kerja melebihi jumlah lapangan kerja yang tersedia. Dalam pandangan Sukirno, pengangguran merujuk pada jumlah individu yang secara aktif mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkannya di dalam perekonomian. Berikut ini beberapa jenis pengangguran.
- Pengangguran Friksional, termasuk penganguran yang bersifat sementara biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan kerja. Contoh yang selesai sekolah kemudian mencari pekerjaan dan menunggu pekerjaan.
- Pengangguran Struktural, pengangguran ini timbul akibat adanya perubahan struktural akibat perekonomian. Perubahan dalam struktur perekonomian ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis tingkat keterampilan yang berbeda. Keadaan ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada. Misalnya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk industri kimia menuntut persyaratanyang relative berat, yaitu pendidikan minimal sarjana, mampu menggunakan komputer, dan minimal menguasai bahasa Inggris.
- Pengangguran Musiman, pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi ekonomi jangka pendek, terutama sektor pertanian. Misalnya di luar musim tanam dan panen, para petani umumnya rela menganggur sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.
- Pengangguran Siklis, pengangguran ini timbul karena adanya gelombang naik turunnya kehidupan ekonomi, seperti terjadinya kemunduran (resesi) dan depresi sehingga mengakibatkan adanya pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan buruh.
Tingkat pengangguran dapat diukur dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan total angkatan kerja, yang biasanya dinyatakan sebagai persentase. Kehilangan pendapatan mendorong para penganggur untuk mengurangi pengeluaran konsumsi mereka, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan penurunan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berlangsung lama juga dapat menimbulkan dampak psikologis negatif pada individu yang mengalami pengangguran dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat menciptakan ketidakstabilan politik, keamanan, dan sosial, yang dapat menghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Masalah pengangguran ini juga memiliki dampak signifikan pada perekonomian, karena dapat mengurangi produktivitas dan pendapatan masyarakat. Pengangguran dapat memicu kemiskinan dan masalah sosial lainnya karena menyebabkan penurunan pendapatan dan produktivitas. Dampak jangka panjangnya melibatkan penurunan GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Penyebab terjadinya pengangguran dari faktor pribadi:
- Kurangnya motivasi atau kemalasan.
- Kondisi fisik atau usia yang tidak sesuai.
- Tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran meliputi:
- Jumlah penduduk yang relatif tinggi.
- Tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah.
- Ketidaksesuaian antara kualifikasi angkatan kerja dengan persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
- Peningkatan teknologi yang terus berlanjut.
- Praktik pengusaha yang mengutamakan keuntungan dengan melakukan penghematan.
- Implementasi kebijakan rasionalisasi.
- Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh faktor musiman.
- Ketidakstabilan dalam aspek perekonomian, politik, dan keamanan suatu negara.
Beberapa alasan yang dapat mengakibatkan seseorang tidak berhasil mendapatkan pekerjaan antara lain:
- Keterbatasan informasi.
- Tidak adanya sistem penerimaan publik.
- Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan.
Ketidak mampuan untuk terus memperbarui informasi tentang peluang pekerjaan menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam dunia kerja saat ini. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses informasi yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tenpat tinggal yang tidak mendukung.
Dalam mengatasi masalah pengangguran yang semakin meningkat, pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah memiliki andil yang sangat besar untuk mengatasi masalah tersebut beserta cara yang startegis dalam memeranginya. Dalam mengatasi masalah pengangguran tersebut pendidikan luar sekolah dapat digunakan dengan lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, untuk segala strata ekonomi, strata sosial, dan strata pendidikan, dismaping itu juga dapat untuk memecahkan masalah yang mendesak. Dalam memecahkan suatu permasalahan pendidikan luar sekolah mencoba melihat berdasarkan kasus dan kebutuhan yang dialami sesuai dengan karakteristik pada masyarakat.
Dalam upaya mengatasi masalah pengangguran, pendidikan luar sekolah telah mengembangkan program pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini menjadi komponen kunci dalam sub-sistem pendidikan luar sekolah, yang bertujuan memberikan pendidikan, keterampilan, dan pelatihan kepada masyarakat. Dengan demikian, keterampilan dan pelatihan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam mencari penghidupan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Adapun jenis kegiatan pendidikan luar sekolah dalam menangani masalah pengangguran melibatkan peningkatan sumber daya manusia. Hal ini dapat mencakup pelatihan kejuruan, kursus, magang di berbagai bidang seperti pertanian, industri, pertukangan, pengetahuan kerumahtanggaan, dan lain-lain. Selain itu, pendekatan pemberdayaan masyarakat juga menjadi solusi dengan tiga cara:
- Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal, dengan membebaskan mereka dari sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat.
- Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat agar dapat memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
- Memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat dapat menjalankan peran dan tugas kehidupan mereka, sehingga tidak terjatuh ke dalam keadaan yang semakin lemah dan terpinggirkan.
Referensi:
Tanpa nama. 2016. “Masalah Sosial Tentang Pengangguran”. https://dinsos.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/artikel-masalah-sosial-tentang-pengangguran-83. Diakses pada 9 Januari 2024 pukul 15.00.
Tanpa nama. 2019. “Banyaknya Pengangguran karena Kurangnya Pelatihan Ketarampilan Kerja”. https://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/banyaknya-pengangguran-karana-kurangnya-pelatihan-keterampilan-kerja-11. Diakses pada 9 Januari 2024 pukul 14.00.