Nur Hidayah Press
Azzahra Nurhidayati Ni'mah, S.Pd.

Azzahra Nurhidayati Ni'mah, S.Pd.

Tim Redaksi Nur Hidayah Press

Menjaga Trigatra Bangun Bahasa

Gambar 1.1 Menjaga Trigatra Bangun bahasa. Sumber: https://images.app.goo.gl/YxhHJCVLLfx6V1V6A

“Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing.”

Globalisasi yang makin pesat di Indonesia menghasilkan perkembangan yang masif di berbagai bidang. Tidak hanya di bidang teknologi, globalisasi juga telah membawa pengaruh di bidang lain, seperti pendidikan, ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Hal tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk terus berkembang men­­jadi negara maju di era industri kreatif dan menjalin hubungan internasional dengan jangkauan yang luas.

Namun, globalisasi tidak lepas dari dampak positif dan dampak negatif. Proses masuknya informasi, pemikiran, gaya hidup, dan tekno­logi ke ruang lingkup dunia tentu memungkinkan berbagai hal masuk dan diterima oleh masyarakat Indonesia, termasuk kemudahan meng­akses informasi tak terbatas dari berbagai sumber. Salah satu fenomena yang mudah dijumpai saat ini adalah masuknya budaya asing di Indonesia, termasuk penggunaan bahasa asing.

Bahasa memiliki peran penting dalam suatu negara sebagai alat utama dalam berkomunikasi. Tak terkecuali bahasa asing juga memiliki peran penting untuk men­jalin hubungan antarnegara. Namun sayangnya, penggunaan bahasa asing saat ini telah memunculkan fenomena xenoglosofilia, yaitu fenomena bahasa di mana penutur sangat candu terhadap bahasa asing dan menirukan budaya asing hingga mengubah pola sosialnya secara berlebihan.

Menurut Ivan Lanin dalam bukunya Xenoglosofilia Kenapa Harus Nginggris?, seorang xenoglosofilia cenderung mencampurkan istilah-istilah bahasa asing. Di era globalisasi saat ini, fenomena tersebut banyak dijumpai di kalangan remaja generasi Y dan Z. Keinginan masyarakat menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia dikarenakan bahasa asing terkesan lebih menarik (Lanin, 2018: 33). Hal tersebut menjadi salah satu fenomena kepunahan bahasa Indonesia, di mana masyarakat lebih nyaman menggunakan padanan yang bercampuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, atau masyarakat terbiasa menggunakan padanan tersebut, sehingga penutur lupa dengan padanan aslinya ataupun tidak tahu padanan yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia.

Generasi muda memiliki peran untuk terus menjaga eksistensi bahasa daerah sebagai kekayaan bangsa dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dalam berbahasa, kita mengenal Trigatra Bangun Bahasa yang berbunyi utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Rumusan ini dibuat tak lama setelah terbit Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Rumusan perencanaan (pembangunan) tiga bahasa ini menjadi identitas bagi kehidupan bernegara oleh bangsa Indonesia. Kewajiban berbahasa Indonesia juga bukan berti melarang penggunaan bahasa daerah atau bahasa asing. Keberadaan tiga bahasa tersebut saling memerlukan dan melengkapi kedudukan masing-masing.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menyatukan keberagaman bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi pemersatu masyarakat dari berbagai daerah asal sehingga mampu berkomunikasi dengan perantara bahasa Indonesia. Mempelajari bahasa Indonesia dengan baik adalah suatu kewajiban agar ketika berkomunikasi tidak timbul keambiguan antar penutur bahasa.

Kita juga perlu membekali diri dengan pengetahuan bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa daerah perlu dilestarikan untuk menyangga bahasa resmi negara dan sebagai simbol kebangsaan Indonesia. Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia. Bahasa daerah juga merupakan jati diri bangsa yang menopang bahasa persatuan. Sementara penguasaan bahasa asing bertujuan untuk menunjukkan eksistensi dan keutamaan bahasa Indonesia di ruang publik.

 

Sumber:

Rahmawati, K. D., Yulianeta, Y., Hardini, T. I., Sunendar, D., & Fasya, M. (2022). Xenoglosofilia: Ancaman Terhadap Pergeseran Bahasa Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Penelitian Pendidikan, 22(2), 168-181.

Maryanto. 2023. “Membaca Trigatra Bangun Bahas”. https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/3955/membaca-trigatra-bangun-bahasa. Diakses pada 9 Januari 2024 pukul 14.52.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Hubungi Kami
Informasi lebih lanjut
Customer Service
Selamat datang di Nur Hidayah Press!
Apakah ada yang bisa kami bantu?