Nur Hidayah Press
Dewi Kurniawati, S.Pd.

Dewi Kurniawati, S.Pd.

Tim Redaksi Nur Hidayah Press

Muslimah dan Feminisme

Gambar 1.1 Muslimah Berdiskusi. Sumber : https://images.app.goo.gl/jRAzWsyGnotobQUa8

“Dan siapakah yang dapat berusaha memajukan kecerdasan budi itu, siapakah yang bisa mempertinggi budi manusia, ialah wanita, ibu, karena haribaan ibulah manusia mendapatkan didikannya yang mula-mula sekali” – R.A. Kartini

Pernahkah Anda membaca kutipan dari R.A. Kartini di atas? Mengenang perjuangan R.A. Kartini, tentu tidak akan lepas dari peran besarnya dalam memajukan hak-hak perempuan di era kolonial. R.A. Kartini adalah seorang pahlawan perempuan Indonesia yang berhasil memberikan ‘udara segar’ bagi perempuan yang hak-haknya dibatasi oleh tradisi. Meski dalam beberapa referensi, R.A. Kartini disebut bukanlah seorang feminis liberalis, tetapi kita wajib bersyukur dan bangga dengan sosoknya.

Kesetaraan gender (gender equality) adalah tujuan utama dari gerakan feminis. Lalu, apa yang dimaksud dengan feminisme. Pada dasarnya, feminisme adalah sebuah ideologi yang berkembang di banyak negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Secara etimologis, kata ‘feminisme’ berasal dari femme (woman), yaitu perempuan (kata benda tunggal) yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (kata benda jamak) sebagai sebuah kelas sosial. Lebih lanjut, feminisme juga dipahami sebagai sebuah pemahaman perempuan yang berupaya memperjuangkan hak-haknya sebagai sebuah kelas sosial. Dari pemaknaan feminisme, maka akan muncul dua pasangan konsep baru, yaitu male-female dan masculine-feminine. Male-female adalah konsep yang lahir dari jenis kelamin, yaitu pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis dan bersifat kodrati. Sedangkan, masculine-feminine adalah konsep yang berkembang dari gender, yaitu pembedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan anggapan masyarakat dan bersifat nonkodrati.

Pengertian feminisme juga disebutkan dalam sebuah buku karya Najmah dan Khatimah Sai’dah yaitu suatu kesadaran akan penindasan dan eksploitasi terhadap perempuan yang terjadi baik di dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di masyarakat, serta adanya tindakan sadar laki-laki maupun perempuan untuk mengubah keadaan tersebut secara leksikal.

Kemunculan feminisme disebabkan karena fakta sosial yang seringkali mensubordinasi peran dan hak-hak perempuan. Hal ini juga dipengaruhi oleh berkembangnya masyarakat patriarki. Selain itu, kemunculan paham feminisme juga disebabkan adanya konflik kelas dan ras, terutama konflik gender. Adanya berbagai praktik ketidakadilan antara peran laki-laki dan perempuan, menyebabkan paham feminis masih terus ada dan banyak menarik perhatian hingga saat ini.

Terdapat beberapa macam kajian terkait dengan penelitian feminisme, antara lain sebagai berikut.

  1. Feminism yang menekankan pada diskriminasi seks.
  2. Difference feminism berfokus pada perbedaan gender yang berakar kuat dan sebagian secara biologis.
  3. Potsmodern feminism yang menekankan kajiannya terkait konstruksi budaya secara sewenang-wenang dan menguntungkan orang-orang yang berkuasa.

Tokoh lain bernama Christine Sylvester membagi beberapa tipologi untuk menganalisis hubungan internasional sebagai berikut.

  1. Feminist empiricism memandang bahwa negara dan sistem antarnegara dapat dilihat secara struktur gender dalam dominasi dan interaksi.
  2. Feminist stanpoint berpendapat bahwa pengalaman perempuan di kehidupan politik memberi perspektif tentang isu sosial yang memberikan wawasan valid ke dunia politik. Tipe tipologi ini menawarkan kritik terhadap teori yang dibangun oleh sang pembuat kebijakan.
  3. Feminist postmodernism diartikan oleh Harding dan Sylvester sebagai perlawanan terhadap sebuah konsep berupa “satu kisah nyata” ke “perspektif universal yang salah”.

Sebagai agama yang menjunjung tinggi perempuan, Islam juga memiliki pandangan terkait feminisme yang lebih banyak berkembang dalam ranah ilmu sosial. Islam memandang feminisme sebagai sebuah ideologi penyetaraan sehingga tercipta perlakuan adil terhadap kaum perempuan yang juga sebagai makhluk Allah Swt. Menurut pada cendekiawan muslim dan ulama, feminisme dalam dunia Islam tidak dianggap sebagai sebuah ancaman, karena prinsipnya masih berkorelasi dengan teologi Islam.

Terdapat beberapa tafsir mengenai ayat Al-Qur’an yang dikorelasikan dengan konsep feminisme. Namun, secara garis besar, Islam sangat mengafirmasi adanya pemahaman mengenai individu sebagai subyek yang memiliki kebebasan dan kesadaran untuk berkontribusi di ruang publik tanpa adanya pembedaan. Hal ini juga terkait firman Allah Swt. bahwa Dia tidak menciptakan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’ān Surah An-Nisa’ ayat 34, disebutkan bahwa laki-laki mendapatkan kelebihan yaitu sebagai pemimpin. Sehingga, dalam tafsir Fatima Mernissi, pemahaman mengenai feminisme tetap diberikan ruang dalam porsi kelebihan masing-masing yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Hal tersebut juga terkait dengan sejarah kaum muslimah yang telah banyak berperan dalam bidang politik, dan bidang-bidang lain. Sehingga, ruang publik akan tetap disediakan bagi para perempuan sesuai dengan kemampuan dan kepiawaiannya.

 

Referensi:

Karim, Abdul. 2014. “Kerangka Studi Feminisme (Model Penelitian Kualitatif tentang Perempuan dalam Koridor Sosial Keagamaan)” dalam Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 2 (halaman 57-74). Kudus: Prodi Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Kudus.

Mahardika, Muhammad Faris. 2021. “Mengenal Feminsime bagi Seorang Muslimah”. https://www.its.ac.id/news/2021/10/18/mengenal-feminisme-bagi-seorang-muslimah/#:~:text=Dalam%20perspektif%20Islam%2C%20feminisme%20dapat,memiliki%20hubungan%20dengan%20teologi%20islam. Diakses pada 13 November 2023 pukul 14.16

Muhammad, Hafid Nur dan Fitri. 2021. “Feminisme dalam Al-Qur’an (Analisis Penafsiran Fatima Mernissi Surat An-Nisa Ayat 34)” dalam Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Volume 1 (halaman 96-107). Kuningan: LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Al Mutazam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Hubungi Kami
Informasi lebih lanjut
Customer Service
Selamat datang di Nur Hidayah Press!
Apakah ada yang bisa kami bantu?