Oryza Alkarima, S.Pd.
Tim Redaksi Nur Hidayah Press
Pengasuhan Islami untuk Anak Generasi Alpha di Era Digital
Gambar : Pengasuhan Islami Terhadap Anak, Sumber : https://images.app.goo.gl/tsH4MgmLiPNDsKdY6
Generasi Alpha merupakan kelajutan generasi Z yang lahir di anatar tahun 2010 sampai 2025. Bisa disimpulkan bahwa generasi anak-anak saat ini merupakan generasi Alpha. Setiap generasi memiliki karakteristik, kelebihan serta kekuranggannya masing-masing. Generasi Alpha lahir dengan konsisi sudah mengenal dan berpengalaman dengan gawai, ponsel, dan kecanggihkan teknologi yang ada. Teknologi yang hadir di tengah-tengah generasi Alpha memiliki keuntungan sekaligus tantanggannya tersendiri.
Generasi Alpha disebut sebagai para digital native, yaitu sebagai gernerasi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dengan teknologi informasi canggih dibanding generasi sebelumnya. Karakteristik generasi Alpha pada umumnya yaitu menguasai teknologi, berpotensi membawa pembaharuan, memiliki pemikiran dan opini yang kuat, lebih banyak berinteraksi melalui media sosial, tidak suka dibatasi oleh aturan, terus berubah, dan senang akan inovasi. Generasi Alpha yang dikenal sebagai generasi melek teknologi, maka penting bagi orang tua untuk menggunakan gaya pengasuhan sesuai karakteristik mereka.
Gaya pengasuhan secara umum menurut Darling dan Steinberg (1993) dibagi menjadi otoriter, permisif/psikologis, dan otoritarif/kontekstual. Pengasuhan otoriter menempatkan orang tua sebagai pihak yang menentukan segalanya karena orang tua merasa paling tahu hal yang terbaik untuk anaknya. Pengasuhan permisif merupakan kebalikan dari pengasuhan otoriter. Pengasuhan ini dengan situasi anak lebih banyak mengendalikan orang tua. Ketiga, yaitu pengasuhan otoritatif disebut juga model kontekstual. Dalam model ini orang tua menentukan nilai yang diyakini, orang tua memfasilitasi keinginan anak dengan aturan dan konsekuensi yang jelas berdasarkan kesepakatan. Tujuan pengasuhan ini adalah kolaborasi, gaya hidup yang seimbang, dan nilai-nilai karakter. Kemudian pengasuhan ini kemandirian anak ditentukan perlahan-lahan sesuai dengan usianya. Banyak pendidik menilai cara ini paling relevan dengan dengan tantangan abad 21 karena memberikan bekal keterampilan, kolaborasi dan berpikir kritis.
Islam juga memiliki model pengasuhan selain model pengasuhan yang telah dijelaskan di atas. Model pengasuhan dalam Islam secara umum disesuaikan dengan usia masing-masing anak. Anak dengan usia 0-7 dididik dengan cara bermain, anak usia 7-14 tahun dididik dengan dengan penanaman sopan santun bahkan memberikan hukuman fisik dengan kasih sayang diperbolehkan sebagai langkah terakhir pendisiplinan. Saat anak usia 14-21 dididik dengan orang tua mengajak anak-anak bertukar pikiran untuk menentukan hal yan baik dan buruk.
Pangasuhan anak di era digital berdasarkan pandangan Islam, orang tua harus menjadi uswatun hasanah atau contoh yang baik. Orang tua perlu memberikan contoh perilaku penggunaan teknologi secara dispilin dan bijaksana. Misalnya orang tua tidak memainkan gawai saat makan atau sebelum tidur. Ketika orang tua membiasakan perilaku tersebut diiringi penjelasan atas tindakan tersebut, maka kebiasaan baik dengan teknologi di rumah akan terbentuk dengan baik.
Setelah memberikan contoh kepada anak, orang tua dapat memberikan motivasi berupa reward atau hadiah. Misalnya 1 jam belajar atau mengaji, maka anak akan mendapatkan hadiah untuk screen time selama 1 jam dengan batasan waktu dan pengontrolan aktivitas mereka dengan komunikasi selayaknya teman sebaya.
Selain itu, tanamkan pada anak bahwa setiap perbuatan atau perilaku memiliki konsekuensi. Hal ini jika dikaitkan dengan pengasuhan di era digital dapat menjadi pedoman orang tua untuk mendisiplinkan anak-anak mereka. Anak-Anak diberikan pemahaman sejak dini bahwa di dunia ini selalu ada berbagai pilihan dan setiap pilihan terdapat konsekuensi di dalamnya.
Anak generasi Alpha memiliki pemikiran dan opini yang kuat, maka penting untuk melibatkan anak dalam membuat keputusan dalam keluarga dan menjadi problem solver agar anak dapat menyumbangkan buah pikiran serta pandangannya serta dapat memahami sudut pandang orang lain. Sisihkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak dan mengajak mereka untuk membuat keputusan dari hal-hal yang sederhana.
Referensi:
Andriani, A. 2019. Parenting Generasi Alpha di Era Digital. Tangerang Selatan: Indocamp
Ayunina, N.Q, dan Zakiyah. 2022. Islamic Parenting sebagai Upaya Mendidik Karakter Islami Generasi Alpha. Alhamra: Jurnal Studi Islam, 3(1): 48–57.
Anriani, A.D. dkk. 2022. Pendidikan Agama Islam di Era Disrupsi. Makassar: Tohar Media