Nur Hidayah Press
Heri Setiawan, S.S.

Heri Setiawan, S.S.

Staff Redaksi Nur Hidayah Press

Mengamalkan Ajaran Urip Iku Urup dari Sunan Kalijaga

Gambar 1.1 Tolong Menolong. Sumber: https://a1bos.com

Filosofi “Urip Iku Urup” adalah filosofi yang menyatakan bahwa hidup ini harus bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya. Jika melakukan hal ini akan mendapatkan hasil yang baik. Dalam kehidupan bermasyarakat, filosofi ini memiliki nilai-nilai yang sangat penting.

Nilai-nilai tersebut diterjemahkan menjadi norma-norma bagi manusia untuk melakukan aktivitas. Seseorang mengambil tindakan dipandu oleh nilai-nilai yang diyakini. Nilai ini dapat mendorong setiap individu untuk berperilaku atau berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan baik individu maupun kelompok. Nilai yang dimaksud adalah nilai sosial, karena nilai sosial mencakup tata perilaku seseorang dalam bermasyarakat dan nilai kebudayaan yang mencerminkan jati diri masyarakat.

Dalam Islam, pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah Swt., selain ditugaskan untuk menyembahNya, juga untuk menjadi makhluk sosial. Sebagaimana yang tertuang pada firmanNya Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 2 berikut.

وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ…

Artinya:

“…Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.”

Dengan merujuk pada kata “urup” yang menegaskan bahwa sejatinya hidup ini adalah untuk menerangi. Menerangi dimaksudkan sebagai pemberi manfaat.

وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya:

Sebaik-baik manusia adalah dapat memberikan kemanfaatan bagi yang lainnya” (H.R. Ahmad dan Ad-Daruquthni)

Ajaran urip iku urup ini juga terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 7 sebagai berikut.

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا

Artinya:

“Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.”

Maka ajaran ini dapat dijadikan pedoman hidup di lingkungan sosial masyarakat. Seperti gotong royong, melakukan silaturahmi, sikap suka menolong, menyumbangkan ilmu yang dimiliki, dan saling berbagi. Sehingga hidup ini hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita.

 

 

 

Referensi:

Hernowo, Aris. 2022. Akulturasi Nilai Adiluhung “Urip Iku Urup” dan Matius 5:16 Bagi Masyarakat Agama Yang Kurtural”. Vol. 18. No.1. https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Religi/article/view/1801

Amala, Nadya Ratu dan Septiana Maliya Dewi. 2022. Filosofi Urip Iku Urup pada Masyarakat Jawa: Pendorong Kohesivitas Kelompok Penguat Keharmonisan Masyarakat Perumahan Kabupaten Kediri. Vol. 6. No. 2. https://journal.unesa.ac.id

Toto. 2023. Urip Iku Urup, Berikut 10 Filosofi Ajaran Sunan Kalijaga https://www.selingkarwilis.com/gaya/pr-8506469009/urip-iku-urup-berikut-10-filosofi-ajaran-sunan-kalijaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Hubungi Kami
Informasi lebih lanjut
Customer Service
Selamat datang di Nur Hidayah Press!
Apakah ada yang bisa kami bantu?